Cara membuat video pembelajaran menggunakan Powtoon
Liliana Shares Stories
Sharing For Growing
Keep Learn and Practice
Sabtu, 03 September 2022
Selasa, 20 April 2021
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
- Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
- Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Dalam
paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan
sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa
juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau
kelompok kecil melawan kelompok besar.
“Individu”
di dalam paradigma ini tidak selalu berarti “satu orang”. Ini juga dapat
berarti kelompok kecil dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih besar.
Seperti juga “kelompok” dalam paradigma ini dapat berarti kelompok yang lebih
besar lagi. Itu dapat berarti kelompok masyarakat kota yang sesungguhnya, tapi
juga bisa berarti kelompok sekolah, sebuah kelompok keluarga, atau keluarga
Anda.
Dalam
paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti
aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan
perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian
karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.
Paradigma
ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih
antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa
yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan
sehari-hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia
secara global, misalnya lingkungan hidup dll.
Uji Legal
Uji Regulasi/Standar Profesional
Uji Intuisi
Uji Halaman Depan Koran
Uji Panutan/Idola
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
7. Investigasi Opsi Trilema
8. Buat Keputusan
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Rabu, 17 Februari 2021
AKSI NYATA
MODUL 1.4. BUDAYA POSITIF
KASIH IMAN
( Kelas Bersih
Indah dan Nyaman )
A.
LATAR
BELAKANG
Lingkungan
kelas yang bersih, indah dan sejuk dapat meningkatkan semangat dalam proses
belajar mengajar. Menjaga kebersihan lingkungan kelas juga merupakan budaya
positif yang patut dijaga dan dikembangkan karena didalamnya ada tanggung jawab
yang harus dijalankan siswa dalam menjaga kebersihan kelas masing-masing.
Lingkungan
sekolah adalah rumah kedua setelah rumah tempat tinggal masing-masing sehingga
wajib dijaga kebersihan dan kenyamanannya agar setiap orang yang berada didalam
lingkungan sekolah merasa betah untuk melakukan aktifitas masing-masing.
Dalam
masa libur akhir semester ganjil, SMA YPK 1 BIAK mengalami musibah dimana salah
satu pohon besar tumbang dan menimpa gedung kantor sehingga pohon harus
disingkirkan dan hal tersebut menyisakan sampah yang cukup banyak sehingga
program KASIH IMAN berjalan bersama program sekolah yang lebih besar yaitu
pembersihan lingkungan sekolah secara menyeluruh.
B. DESKRIPSI AKSI NYATA
Budaya
Positif menyangkut kebersihan lingkungan sekolah dan kelas sebenarnya merupakan
hal yang sudah dilakukan sejak lama namun yang membedakan kali ini adalah
program ini dilaksanakan dalam masa pandemi Covid-19 sehingga ada protokol yang
wajib diikuti oleh setiap warga sekolah. Program ini juga berjalan bersamaan
dengan adanya survey dari Tim Gugus Tugas Covid-19 untuk melihat sejauh mana
kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka dapat dilaksanakan.
Program
ini dilakukan oleh seluruh kelas namun untuk beberapa kegiatan saya lebih fokus
pada satu kelas yang merupakan kelas binaan saya yaitu kelas XII IPS 2.
Waktu kegiatan:
No. |
Tanggal |
Kegiatan |
1. |
04 Januari 2021 |
Merancang program KASIH IMAN |
2. |
05 Januari 2021 |
Menyampaikan program KASIH
IMAN kepada kepala sekolah |
3. |
05 Januari 2021 |
Mensosialisasikan program KASIH IMAN kepada peserta didik dikelas dan grup WA |
4. |
06 Januari 2021 |
Menyusun tim kreatif yang akan mengeksekusi program KASIH IMAN bersama teman-temannya. |
5. |
06 - 09 Januari 2021 |
Mengumpulkan alat dan bahan yang akan dipakai. |
6. |
11 – 23 Januari 2021 |
Melaksanakan program yang sudah dirancang |
C. HASIL DARI AKSI NYATA
Hasil
dari Aksi Nyata :
1. Seluruh warga sekolah mampu
bekerjasama untuk mewujudkan program yang sudah dirancang bersama-sama
2. Siswa mampu menciptakan ide-ide
kreatif dan langsung dieksekusi secara bersama-sama
3. Lingkungan sekolah dan kelas
menjadi bersih.
4. Setiap kelas diberikan alat-alat
yang menunjang protokol kesehatan untuk menghindari penularan Covid-19 sehingga
semua diberikan tanggung jawab untuk menjaga dan merawat inventaris kelas
tersebut.
5. Melalui program ini tumbuh budaya
kerjasama yang baik, baik itu antar siswa maupun guru-guru untuk mencapai
tujuan bersama.
6. Sekolah mendapat Surat Keputusan
dari Tim Gugus Tugas Covid-19 yang menyatakan sekolah diperkenankan
melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan.
D.
KEGAGALAN ATAU KEBERHASILAN ( KENDALA )
Hasil dari aksi nyata dapat terlihat bahwa apa yang
menjadi program bersama dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab akan
berhasil, namun dari keberhasilan itu ada beberapa hal yang menjadi kendala
yaitu:
1.
Budaya Positif membuang sampah pada tempatnya juga
kadang terlupakan sehingga masih terlihat beberapa sampah di lingkungan sekolah
padahal setiap kelas sudah memiliki tempat sampah masing-masing
2.
Susahnya untuk mengingatkan siswa untuk tetap menjaga
jarak, bahkan masih ada yang lupa memakai masker sehingga sekolah harus
menyediakan masker cadangan.
3.
Beberapa bahan untuk menunjang protokol kesehatan dikelas
kadang tidak dijaga dengan baik oleh siswa sehingga kadang mereka tidak dapat
mencuci tangan dengan baik dan benar.
E.
RENCANA
PERBAIKAN DIMASA MENDATANG
Menjaga kebersihan serta
kenyamanan kelas dan sekolah merupakan budaya positif yang harus dilakukan dan
menjadi tanggung jawab semua warga
sekolah sehingga hal-hal yang menghambat program ini juga menjadi tanggung jawab
bersama. Setiap guru yang memiliki kelas binaan harus lebih intensif dalam
menggalakkan program tentang kebersihan ini, lebih sering mengingatkan anak
walinya bersama dengan guru-guru piket agar membuang sampah pada tempat-tempat
yang sudah disediakan.
Setiap wali kelas
menunjuk beberapa orang yang bertanggung jawab untuk menjaga agar alat dan
bahan kebersihan tetap ada di kelas pada saat akan digunakan.
F.
DOKUMENTASI DARI PROSES AKSI NYATA
a. Kondisi gedung kantor yang ditimpa pohon tumbang.
c. Memanfaatkan Limbah sisa potongan pohon yang tumbang dengan membuat taman mini di depan kelas XII IPS 2
d. Penerapan protokol kesehatan
Selasa, 16 Februari 2021
AKSI NYATA
MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK
IMPLEMENTASI POJOK LITERASI PLUS
A.
LATAR
BELAKANG
Pepatah
mengatakan, buku adalah jendela dunia, dengan membaca buku ada banyak hal yang
dapat kita ketahui, ilmu pengetahuan yang belum kita ketahui pun bisa kita dapat
dengan membaca buku. Membaca dapat meluaskan pengetahuan kita karena
keterbatasan kita susah untuk mengetahui perkembangan dunia, namun dengan
membaca kita dapat mengetahui keadaan diluar yang jauh dari jangkauan kita.
Segala sesuatu yang terjadi dibelahan dunia lain bisa kita ketahui dengan
membaca. Begitupun hal-hal yang terjadi pada masa lampau dapat kita ketahui
melalui sebuah buku, baik itu buku yang bersifat fisik maupun buku yang
bersifat digital.
Rendahnya minat
baca siswa terhadap buku-buku yang memuat pengetahuan umum menyebabkan kegiatan
literasi pada awal jam pelajaran yang diwajibkan hanya sekedar rutinitas yang
membosankan. Pada saat jam pelajaran yang kosong atau sedang istirahat siswa
lebih senang berkeliaran di lingkungan sekolah sehingga sering mengganggu teman
lain yang sedang belajar. Hal tersebut terjadi karena untuk membaca buku-buku
pengetahuan mereka harus ke perpustakaan yang memiliki daya tampung terbatas
dan tidak seimbang dengan siswa yang ada disekolah. Oleh karena itu mereka
membutuhkan tempat yang dapat mereka gunakan untuk membaca, meletakkan buku
bacaan, berbagi buku bacaan dengan teman sekelas mereka. Dengan demikian pojok
literasi dapat menjawab kebutuhan siswa dan sekaligus memupuk rasa suka untuk
membaca.
B. DESKRIPSI AKSI NYATA
Pojok literasi
yang dibuat bukan hanya memiliki buku-buku yang didapat dari sumbangan siswa
dan guru-guru namun juga dibuat untuk menampung kreatifitas siswa melalui majalah
dinding yang dibuat oleh siswa sendiri. Selain itu pojok literasi ini juga
menampung hasil pekerjaan tangan siswa berupa kerajinan yang beberapa terbuat
dari bahan limbah atau daur ulang.
Terdapat beberapa
kelas yang membuat pojok literasi namun karena kondisi yang membuat kegiatan
disekolah belum normal seperti biasanya sehingga beberapa pojok literasi belum
selesai dikerjakan oleh siswa. Pekerjaan ini dikoordinir langsung oleh wali kelas masing-masing dan diharapkan
nantinya semua kelas memiliki pojok literasi, mading dan meja tempat meletakkan
kerajinan tangan siswa. Buku-buku yang berhasil dikumpulkan adalah buku bacaan
umum bersifat fiksi, non fiksi dan sebagian besar adalah buku rohani Kristen
yang sekaligus meningkatkan rasa cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagian
besar adalah buku sumbangan dari koleksi teman-teman guru lain dan sebagian
lagi sumbangan dari orang tua siswa.
Waktu kegiatan:
No. |
Tanggal |
Kegiatan |
1. |
28 November 2020 |
Merancang program Pojok Literasi Plus |
2. |
30 November 2020 |
Menyampaikan program Pojok Literasi Plus dan proposal kepada kepala
sekolah |
3. |
02 Desember 2020 |
Mensosialisasikan program Pojok Literasi Plus kepada peserta didik dikelas dan grup WA |
4. |
02 Desember 2020 |
Menyusun tim kreatif yang berkompetensi yang akan mengeksekusi
program Pojok Literasi Plus agar hasilnya memuaskan. |
5. |
05 Desember 2020 |
Mendesain Pojok Literasi secara bersama-sama dengan peserta didik dan
mengumpulkan ide-ide yang kiranya akan membuat program berjalan dengan baik. |
6. |
07 Desember 2020 |
Menugaskan seluruh peserta didik di kelas untuk membuat kerajinan
daur ulang dari bahan limbah, selain itu juga membuat mading yang akan
menampung kreatifitas siswa di bidang jurnalistik dan seni. |
7. |
08 – 18 Desember 2020 04 – 09 Januari 2020 |
Melaksanakan program yang sudah dirancang |
C. HASIL DARI AKSI NYATA
Pada
rancangan aksi nyata yang saya angkat adalah visi yang sebagai calon guru
penggerak yang mampu mengembangkan diri sendiri dan orang lain, mampu mengajak
semua elemen untuk berkolaborasi dalam mewujudkan visi seorang guru dalam hal
ini melalui pojok literasi serta mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada
murid. Sebagai awal pembeuatan pojok literasi plus dimulai dari satu kelas
yaitu kelas XII IPS 2. Sudah ada kelas lain yang juga membuat pojok literasi
namun karena ada kendala sehingga pojok literasi tidak bisa diselesaikan dengan
cepat.
Hasil
dari Aksi Nyata :
1. Siswa mampu bekerjasama dengan
teman-temannya untuk mewujudkan tujuan yang sudah dirancang bersama-sama
2. Siswa mampu menciptakan ide-ide
kreatif dan langsung dieksekusi secara bersama-sama
3. Minat untuk membaca mulai terlihat
4. Mengasah keterampilan siswa untuk
menciptakan hasil karya sendiri dalam bentuk kerajinan tangan melalui meja
kerajinan tangan.
5. Melalui mading siswa lebih peka
terhadap nilai menulis, keterampilan dalam menuangkan jiwa seni mereka kedalam
puisi dan tulisan lainnya.
6. Rasa tanggung jawab dalam menjaga
dan mengelola hasil pekerjaan mereka sendiri.
D.
KEGAGALAN ATAU KEBERHASILAN ( KENDALA )
Dalam pelaksanaan kegiatan ini ada beberapa hal yang membuat kegiatan ini
menjadi lebih sulit untuk mencapai tujuan yaitu:
1.
Koleksi buku yang masih sedikit bila dibandingkan
dengan jumlah siswa di kelas.
2.
Keadaan kelas yang rawan dengan pencurian.
3.
Kadang ada siswa dan guru yang meminjam buku namun
tidak mengembalikan buku pinjaman mereka.
4.
Belum semua kelas membuat pojok literasi.
E.
RENCANA
PERBAIKAN DIMASA MENDATANG
Untuk kedepannya akan berkolaborasi dengan
semua walikelas untuk membuat pojok literasi di kelas binaan mereka
masing-masing sehingga minat baca siswa akan lebih mudah untuk dipupuk. Kerjasama
dengan satpol PP yang ditempatkan disekolah untuk lebih memperhatikan keadaan
kelas yang rawan dengan pencurian, membuat pengaman ekstra dengan kunci gembok
berlapis agar tidak mudah dibobol lagi, serta lebih banyak pendekatan bagi
siswa yang menggunakan buku-buku di pojok literasi agar yang meminjam dapat
mengembalikan ke tempatnya dan juga kewajiban bagi siswa dan guru untuk tidak
membawa buku keluar dari lingkungan kelas.
F.
DOKUMENTASI DARI PROSES AKSI NYATA
a. Tim kreatif yang ditunjuk untuk membantu dalam mewujudkan program
b. Bersama-sama dengan siswa mulai membuat dasar dan pagar pojok literasi